Mesin diesel ditemukan
pada tahun 1892 oleh Rudolf Christian
Karl Diesel, yang kemudian menerima paten pada 23 Februari
1893. Mesin ciptaannya ini sangat revolusioner karena memiliki fleksibilitas
terhadap bahan bakar, artinya mein ini dapat menggunakan berbagai macam bahan
bakar. Pada suatu pameran dunia (Exposition Universelle) tahun 1900 dia
mempertunjukan mesinnya menggunkan bahan bakar dari minyak kacang. Kemudian
kekurangan dari mesin temuan Rudolf Christian Karl Diesel ini
disempurnakan oleh Charles F. kettering.
Mesin diesel mempunyai
perbandingan kompresi yang lebih tinggi dari mesin bensin, pada mesin diesel
perbandingan kompresinya antara 16:1 – 23:1 sedangkan pada mesin bensin sekitar
7:1 – 12:1. Besarnya perbandingan kompresi pada mesin diesel ini membuat mesin
diesel dirancang menggunakan bahan yang libih kokoh dan berat karena bahan
tersebut harus mampu menahan panas dan takanan yang dihasilkan dari kompresi
dan pembakaran bahan bakar yang sangat besar. Suhu di dalam
ruang bakar mesin diesel mampu mencapai 1000oF (538oC)
dan menghasilkan tekanan sekitar 850 psi.
Rudolf Christian Karl Diesel
"18 Maret 1858 – 29 September 1913"

Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel bercita-cita
menjadi seorang insinyur. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di
kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg. Pada tahun 1875, dia menerima beasiswa
dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel
terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan
mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.
Selama kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan
mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel
lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai
akademik terbaik. Setelah lulus inilah Rudolf Diesel mulai
melakukan penelitian untuk membuat mesin yang mampu menggunakan berbagai macam
bahan bakar.
Pada
saat menerima hak paten atas mesin ciptaannya di Pekan Raya Paris 1912, Rudolf
Diesel menyampaikan pidato yg sangat-sangat berarti di era Global Warming saat
ini:
“Der Gebrauch von Pflanzenöl als Krafstoff mag heute unbedeuntend sein. Aber derartige Produkte können im Laufe der Zeit obenso wichtig werden wie Petroleum und diese Kohle-Teer-Produkte von heute.” (Pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nanti akan menjadi penting, sebagaimana minyak bumi dan produk tir-batubara saat sekarang).
“Der Gebrauch von Pflanzenöl als Krafstoff mag heute unbedeuntend sein. Aber derartige Produkte können im Laufe der Zeit obenso wichtig werden wie Petroleum und diese Kohle-Teer-Produkte von heute.” (Pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nanti akan menjadi penting, sebagaimana minyak bumi dan produk tir-batubara saat sekarang).
Dari berbagai sumber…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar