Selasa, 07 Mei 2013

SISTEM BILGA

Terdapat banyak sistem disebuah kapal dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada sistem yang berfungsi untuk menjaga kesetabilan kapal saat loading-unloading (ballast system), ada sistem yang berfungsi memadamkan api jika terjadi kebakaran di dalam kapal (fire fighting system), ada sistem yang berfungsi menjaga kapal tetap terapung saat lambung kapal mengalami kebocoran (bilge system), dan ada pula sistem yang berfungsi membatasi jumlah kandungan minyak yang mengkontaminasi air ketika air akan dibuang keluar kapal melalui overboard (oily bilge system), serta masih banyak lagi sistem-sistem yang lainnya.
Sistem bilga (bilge system) merupakan salah satu sistem di kapal yang digunakan untuk menjaga keselamatan kapal. Fungsi utama sistem bilga adalah sebagai penguras (drainage) bila terjadi keborocan pada kapal yang disebabkan oleh kandasnya kapal (grounded) atau tabrakan (collision), sistem pengurasan harus dapat dilakukan secepat mungkin dari dalam hingga keluar kapal. Fungsi lain dari sistem bilga adalah menguras air yang jumlahnya relatif sedikit yang ditampung di dalam sumur bilga (bilge well). Cara kerja sistem bilga yaitu menampung air di dalam sebuah sumur yang disebut sumur bilga (bilge well), kemudian air tersebut dihisap oleh pompa bilga dan dibuang keluar kapal melaui overboard


Beberapa Contoh Peraturan Sistem Bilga Berdasarkan Class
  1. Berdasarkan LR section 11/ part 5/ chapter 12, pipa baja yang di galvanis (galvanising steel pipe) direkomendasikan untuk sistem perpipaan air laut, termasuk untuk sistem bilga dan sistem ballast.
  2. Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, emergency bilge suction harus disediakan disetiap kamar mesin utama. Sisi hisap harus mengarah ke pompa pendingin utama dari level yang lebih rendah di kamar mesin dan harus dilengkapi dengan SDNRV (screw-down non-return valve) yang memiliki spindle yang diperpanjang tidak kurang dari 460 mm di atas platform bawah.
  3. Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, jika terdapat dua atau lebih pompa pendingin, masing-masing harus mampu menyediakan air pendingin untuk daya normal, hanya satu yang perlu dihubungkan dengan emergency bilge suction.  
  4. Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, jika pompa air pendingin tidak memenuhi untuk digunakan pada sistem bilga, emrgency bilge suction harus dihubungkan dengan pompa yang memiliki daya terbesar. Pompa ini harus memiliki kapasitas tidak kurang dari kapasitas yang dibutuhkan sistem bilga dan sisi hisap sistem bilga memiliki diameter yang sama dengan pipa cabang sistem bilga.
  5. Berdasarkan LR section4/part5/chapter 13, jika pelat double bottom sepanjang dan selebar kamar mesin maka harus disediakan satu bilge suction dan satu direct bilge suction yang terletak di sisi kapal.
  6. Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa utama sistem bilga tidak boleh kurang dari rumus yang telah ditentukan, tetapi diameter pipa utama sistem bilga juga tidak kurang dari diameter pipa cabang sistem bilga.
  7. Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa utama sistem bilga tidak boleh kurang dari rumus yang telah ditentukan, tetapi diameter pipa cabang sistem bilga tidak boleh kurang dari 50 mm. 
  8. Berdasrkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa cabang sistem bilga tidak boleh kurang dari rumus yang telah ditentukan, tetapi diameter pipa cabang sistem bilga juga  tidak boleh kurang dari 50 mm.
  9. Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter direct bilge suction tidak kurang dari diameter pipa utama yang dibutuhkan sistem bilga.
  10. Berdasarkan LR section7/part5/chapter 13, sumur bilga terbuat dari pelat baja dan dengan kapasitas tidak kurang dari 0,15 cubic meter. Pada kompartment yang kecil, kapasitas sumur bilga dengan ukuran yang masuk akan sumur bilga dapat dipasang.

Selasa, 13 Maret 2012

DASAR DARI KOMPRESI (Prisnsip Operasi)

Mesin diesel dikenal sebagai Compression Ignition (CI) Engines karena saat proses pengapian mesin diesel memanfaatkan temperatur udara yang dikompresi. Sedangkan mesin bensin disebut Spark Ignition (SI) variety karena dalam proses pengapian mesin bensin membutuhkan busi untuk menghasilkan panas. Compression Ignition merupakan ilmu dasar yang harus diketahui jika ingin mempelajari tentang mesin diesel.

Jika terdapat suatu gas yang ditekan pada ruangan yang sempit, maka tekanan dan temperatur akan meningkat. Kenaikan temperatur pada udara berbanding lurus dengan kenaikan tekanan, artinya jika terjadi kenaikan temperatur pada udara berarti secara bersamaan udara tersebut mengalami kenaikan tekanan. Kenaikan temperatur bukan disebabkan karena penambahan panas dari luar tetapi disebabkan ikatan gas yang terdapat pada ruangan yang sempit.

Untuk lebih memahami tentang konsep ini, bayangkan ada  dua buah pemanas ruangan yang memiliki output sama. Keduanya terletak pada ruang yang berbeda. Dimulai dengan kedua ruangan yang memiliki suhu sama, tetapi salah satu dari ruangan memiliki ukuran dua kali lipat dari ruangan yang lainnya. Kedua pemanas dinyalakan. Ruangan yang lebih sempit akan mengalami kenaikan temperatur  lebih cepat daripada ruangan yang lebih besar, meskipun output temperatur dari kedua pemanas sama. Dengan kata lain, meskipun panas yang ditambahkan pada kedua ruangan sama, temperatur pada ruang yang terpadat pada ruangan yang lebih sempit akan meningkat lebih cepat karena panas terkonsentrasi pada ruangan yang lebih kecil.

Ini merupakan gambaran kasar jika subuah gas dikompresi. Disisi lain gas telah memiliki volume tertentu dan mengandung sejumlah panas. Karena gas dikompresi, sejumlah panas ditekan ke ruang yang memiliki volume lebih kecil dan menyebabkan temperatur menjadi naik, meskipun tidak banyak panas yang ditambahkan.

SEJARAH MESIN DIESEL

Mesin diesel ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Christian Karl Diesel, yang kemudian menerima paten pada 23 Februari 1893. Mesin ciptaannya ini sangat revolusioner karena memiliki fleksibilitas terhadap bahan bakar, artinya mein ini dapat menggunakan berbagai macam bahan bakar. Pada suatu pameran dunia (Exposition Universelle) tahun 1900 dia mempertunjukan mesinnya menggunkan bahan bakar dari minyak kacang. Kemudian kekurangan dari mesin temuan Rudolf Christian Karl Diesel ini disempurnakan oleh Charles F. kettering.

Mesin diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dari mesin bensin, pada mesin diesel perbandingan kompresinya antara 16:1 – 23:1 sedangkan pada mesin bensin sekitar 7:1 – 12:1. Besarnya perbandingan kompresi pada mesin diesel ini membuat mesin diesel dirancang menggunakan bahan yang libih kokoh dan berat karena bahan tersebut harus mampu menahan panas dan takanan yang dihasilkan dari kompresi dan pembakaran bahan bakar yang sangat besar. Suhu di dalam ruang bakar mesin diesel mampu mencapai 1000oF (538oC) dan menghasilkan tekanan sekitar 850 psi.

Rudolf Christian Karl Diesel
"18 Maret 1858 – 29 September 1913"
Rudolf Christian Karl Diesel adalah seorang sarjana mesin dari jerman dan penemu dari mesin diesel.Diesel lahir di Paris, Perancis pada tahun 1858 dari orangtua yang berkebangsaan Jerman dan berimigrasi ke Perancis. Sebagian masa kecil Diesel dihabiskan di Perancis sampai meletusnya perang Franco-Prussian di tahun 1870. Keluarganya terpaksa mengungsi pindah ke London, Inggris. Dan menjelang perang berakhir, ibunya mengirim Rudolf Diesel yang masih berusia 12 tahun untuk tinggal di Augsburg bersama paman dan bibinya agar dapat berbicara dalam bahasa Jerman dan bersekolah di Royal County Trade School, dimana pamannya perupakan salah satu pengajar matematika disana.

Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel bercita-cita menjadi seorang insinyur. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg. Pada tahun 1875, dia menerima beasiswa dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.

Selama kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai akademik terbaik. Setelah lulus inilah Rudolf Diesel mulai melakukan penelitian untuk membuat mesin yang mampu menggunakan berbagai macam bahan bakar.

Pada saat menerima hak paten atas mesin ciptaannya di Pekan Raya Paris 1912, Rudolf Diesel menyampaikan pidato yg sangat-sangat berarti di era Global Warming saat ini:
Der Gebrauch von Pflanzenöl als Krafstoff mag heute unbedeuntend sein. Aber derartige Produkte können im Laufe der Zeit obenso wichtig werden wie Petroleum und diese Kohle-Teer-Produkte von heute.” (Pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nanti akan menjadi penting, sebagaimana minyak bumi dan produk tir-batubara saat sekarang).

Dari berbagai sumber…